-karena gua rasa postingannya terlalu panjaaang kalo digabung, jadi dipisah aja ya!
Di hari Senin pagi, kita perpisahan
sama Hakuba dan seisinya. Pas grup Indonesia udah siap2 di dalem bis, tiba2
Selly teriak “papski papski” eh ternyata beneeer Watabe-san sekeluarga dateng! Riko
dan Manaho pake payung pink super cute! Literally berpisah, sedih banget nahan
nangis. Mereka baik banget! Bela2in telat dateng ke sekolah buat perpisahan dulu
sama kakak2 selama 2 hari-nya. Suasananya jadi makin sendu karena pagi itu
hujan air dan sedikit bekabut. Kita dadah-dadah sama semua warga Hakuba yang
berperan selama peserta Jenesys disana. Rasanya nggak mau pisah, tapi program
Jenesys harus tetep berjalan... Dan kita pun kembali ke Tokyo dengan menggunakan
kereta cepat Shinkansen.
Setiba di Tokyo, kita makan siang
dan lanjut presentasi di depan Kedubes Jepang, Brunei, dan Timor Leste (sayang
Kedubes Indonesia berhalangan hadir). Everything went very well! Semua grup udah
mempresentasikan hasil dari kegiatan selama mengikuti program Jenesys. Dan kita
pergi lagi untuk makan malam terakhir di Tokyo :”).
Setelah check in di hotel jam 8 malam, kita (gua, kak Niar, kak Hary, kak Dian dan gek Ayas) langsung siap2 lagi buat jalan2 ke Shibuya naik kereta. Kita jalan kaki ke stasiun Shinjuku sekitar 30 menit. Kereta disana sama persis sama commuter line disini. Bedanya, jauh lebih tertib biarpun rame, karena hampir semua warga Tokyo lebih milih naik kendaraan umum ketimbang pribadi. sampe di Shibuya kita foto2 di monumen Hachiko, dan jalan2 sekitar the famous one, Shibuya Crossing. Malam itu kita puas-puasin crowded-nya Tokyo. Sampe setengah 12 malam, kita pulang dan cari makanan karena capek jalan kaki dan suhu yang lebih dingin dari biasanya (karena udah late night).
Setelah check in di hotel jam 8 malam, kita (gua, kak Niar, kak Hary, kak Dian dan gek Ayas) langsung siap2 lagi buat jalan2 ke Shibuya naik kereta. Kita jalan kaki ke stasiun Shinjuku sekitar 30 menit. Kereta disana sama persis sama commuter line disini. Bedanya, jauh lebih tertib biarpun rame, karena hampir semua warga Tokyo lebih milih naik kendaraan umum ketimbang pribadi. sampe di Shibuya kita foto2 di monumen Hachiko, dan jalan2 sekitar the famous one, Shibuya Crossing. Malam itu kita puas-puasin crowded-nya Tokyo. Sampe setengah 12 malam, kita pulang dan cari makanan karena capek jalan kaki dan suhu yang lebih dingin dari biasanya (karena udah late night).
Time flies. Selasa pagi, grup
Indonesia dan Brunei untuk terakhir kali sarapan bersama di Tokyo. Berlanjut berpisah
dengan koordinator dari grup masing2. Ohya, koordinator Jenesys untuk grup
Indonesia itu ada 2, yang keduanya udah fasih berbahasa, namanya Fukase-san
atau biasa dipanggil Teteh, karena beliau sering pergi ke Bandung dan suka main
alat musik seruling. Yang satu lagi namanya Kawanishi-san, atau biasa kita
panggil dengan Mbak Kawanishi. Mereka seru, dan pemanis kenangan selama di Jepang.
Juga untuk koordinator Brunei yang nggak tau namanya siapa, plus koordinator
dari JICE, yang baik banget nggak tau siapa namanya, yang selama gua main ski
beliau selalu bilang kalo “you’re good at ski”, waaaah kangen!
Terutama buat grup Indonesia, para
jurnalis handal dan atlet yang siap fight! Entaaaah kalau bukan kalian, mungkin
nggak bakal ada sesi ngakak-ngakak di bus, di lift, di kamar hotel, di waktu
sarapan, pokoknya selama di Jepang.
Huhuhu biarpun cuma 7 hari, tapi
kenangannya masih berasa dihati.
Ah finally, another life goals;
checked. See you again, Japan. And thank you for the memories J
- Nira,
Sports Batch
(Batch 5), JENESYS 2016 Participant
0 comments:
Post a Comment