Katanya hidup ini pilihan. Katanya
hidup ini tentang prioritas.
Gua, di umur yang hampir 22 tahun
ini, lagi galau-galaunya mikirin masa depan. Lagi galau-galaunya sama pilihan
hidup. Di Indonesia, umur 22 tahun mungkin udah dianggep cukup mateng buat
ngejalanin hidup dan mungkin terdengar aneh kalo masih menjalani hidup dengan
status mahasiswa undergraduate. Sedangkan mimpi gua, gua bercita-cita kuliah
lanjutin S1 bahkan kalo gua mampu, S3 di Jerman, at least disini di Indonesia. Iya
gua tau, diterima aja belom tentu, tapi apa salahnya bercita-cita?
Gua bingung, karena gua belum
menemukan apa prioritas untuk masa depan gua. Kuliah bakal makan waktu, gua tau
resikonya. Sedangkan as I grow up and being mature, gua pasti punya banyak
kebutuhan dan gua nggak mungkin terus-terusan mengandalkan orang tua. Alias gua
butuh bekerja.
Gua galau, as the time flies so
fast. Gua takut membuang-buang waktu gua. Gua takut kalo gua nggak bisa
sacrifice ekspektasi orang-orang disekitar gua, yang udah yakin dengan masa
depan gua.
Iya gua tau, ini hidup gua,
seharusnya gua bebas pilih apapun yang gua mau. Tapi hidup gua bisa sampe kayak
sekarang, itu berkat orang-orang sekitar gua. I owe them some things. Gua nggak
bisa nggak memikirkan perasaan mereka. Gua nggak bisa egois.
Hidup ini pilihan. Hidup ini
tentang prioritas. And here I am with the question that wont stop shouting in
my mind; Am I already choose things and make it as my priority that would bring
me to the happiness in my life now, my life then and my life in the afterlife?
0 comments:
Post a Comment