Belakangan ini lagi heboh-hebohnya kegiatan kriminal terutama begal di Jakarta dan sekitarnya. Padahal udah mulai reda dari kasus-kasus tahun lalu. Denger-denger dari isunya, begal yang sekarang ini cuma jadi ajang geng-geng motor buat recruit anggotanya. Jadi syaratnya ya begal orang yang lagi berkendara motor di jalan raya dijam-jam sepi. Yang mereka lakuin itu cuma ngelukain korbannya aja, tanpa ngambil/ngejarah kendaraannya. Parah, nggak habis pikir lagi deh itu keuntungannya apa. Yang ada ngerugiin semua pihak yang terlibat dong. Ya kan?
Lagi ya, gua kadang bingung, kok bisa sih mereka (si tukang begal) punya pikiran buat ngelakuin itu? Kok tega sih? Sampe gua berpikir, apasih yang ditanam didiri mereka dari lingkungannya? Dari yang paling jelas berpengaruh deh, keluarga, terutama orang tua. Gimana sih mereka, ngedidik anaknya? Kok bisa rusak moral dan kelakuannya?
Gua resah, pengennya berbuat sesuatu buat hal-hal kayak gini. Tapi gua gak mampu apa-apa instead of cuma bisa nulis apa yang ada dpikiran gua, apa yang gua resahkan. Dan gua malah makin resah. Oh damn.
Apalagi kemarin, gua buka timeline Line, ada yang share video, dimana isinya beberapa oknum polisi/TNI (aparat lah) lagi mecut dan gebukin pemuda, yang katanya tukang begal. Jadi si tukang begal ini ditelanjangin dan cuma pake kolor, terus dipecut dan digebukin either pake tangan/kaki/dengkul sekenanya lah, sampe kelojotan minta ampun.
Gak sedikit orang liat video itu berkomentar "mampus", "rasain lo", "enak lo", "lagian sih sukurin" dan semacamnya. Karena jelas, dia bersalah, dan harus dihukum, dengan tujuan si tukang begal ini jera dan nggak bakal ngulangin kesalahannya lagi.
Dan ini, bikin gua resah lagi. Apa ya.. Gua gak setuju dengan kekerasan yang dibales dengan kekerasan. Bener-bener gua gak liat sifat manusiawi disitu. Padahal, ada hukum yang mengatur harus dihukum kayak gimana si tukang begal. Gak cuma tukang begal ajasih, siapapun yang berbuat kriminal dan ditangkap. Jelas yang dilakuin si tukang begal dan tersangka-tersangka lain itu salah, banget, ngerugiin masyarakat dan harus diambil tindakan. Tapi apa harus dengan cara dipecut dan digebukin? Apa bedanya sama 'main hakim sendiri'?
Padahal, aparat penegak hukum itu dibangun lewat serangkaian pendidikan yang ekstra, pendidikan militer misalnya. Diajarkan bela negara, dibangun rasa nasionalisnya, tapi kok..... terkadang lupa sama jiwa kemanusiaannya?
Dan ini bikin gua mikir, kenapa gak mereka-mereka yang berbuat kriminal, dididik dan diajarkan apa yang mereka dapatkan selama pendidikan? Gua yakin, buanyak hal positif dari para penegak hukum itu. Kenapa gak diajarkan bela negara? Tegaskan, bukan keraskan.
Yang gua takutin dari cara penegak hukum ini memperlakukan si yang bersalah, malah nantinya ketika si yang bersalah bebas dari lapas, mereka jadi kebal secara fisik dan mental, dan bisa jadi gak respect sama para penegak hukum karena pernah dapat perlakuan yang gak manusiawi (even si yang bersalah dulunya juga berbuat hal yang gak manusiawi). Alih-alih si yang bersalah ini nantinya malah mati jiwa nasionalis dan kemanusiaannya. Dan malah jadi lebih buruk.
Somehow semua disini manusia, tapi kenapa sesama manusia yang berakal, gak memanusiakan manusia?
Karena ketika seseorang berbuat salah, bukan malah diajarkan untuk menjadi benar, malah disalahkan habis-habisan.
Semoga yang sepikiran dengan gua banyak ya hehe. Sedih sih, gua cuma mampu nulis apa yang gua pikirin aja, tapi aksi gua sedikit. Setidaknya, apa yang gua lakuin sekarang mengurangi keresahan gua, dan semoga sih sedikit membuka pikiran siapapun yang baca (eaak pede bat).
– 25.5.17, Nira
0 comments:
Post a Comment